Bawang Merah Bawang Putih merupakan sebuah cerita rakyat yang
sangat terkenal, tidak hanya bagi masyarakat biasa saja, vokalis seperti dikta juga mengetahui cerita rakyat ini. Cerita rakyat ini ternyata berasal dari daerah Riau.
Cerita rakyat ini mengisahkan dua orang kakak beradik, yang memiliki sifat dan pribadi yang
sangat berbeda. Pada cerita ini juga terdapat tokoh yang berperan
sebagai Ibu tiri, dengan sifat pilih kasihnya. Berikut kisahnya.
Kisah Bawang Merah Bawang Putih
Diceritakan pada sebuah kampung,
hiduplah seorang janda. Janda tersebut memiliki dua orang gadis yang memiliki
paras yang cantik. Kedua anak tersebut memiliki nama Bawang Merah dan Bawang
Putih.
Kedua anak ini ternyata memiliki
sifat yang sangat berbeda, dan bertolak belakang. Ayah dari Bawang Putih telah
lama meninggal dunia. sedangkan gadis itu memiliki sifat yang rendah hati,
rajin, dan tekun.
Sedangkan Bawang Merah, ia merupakan
seorang gadis yang memiliki sifat yang malas, sombong, dan suka gaya hidup yang
boros. Sifat buruk yang dimiliki Bawang Merah kian menjadi akibat ibunya yang
terlalu memanjakannya.
Ibu bawang merah menuruti segala
permintaan Bawang Merah. Pekerjaan rumah hampir semuanya di kerjakan oleh
bawang putih, mulai dari mencuci pakaian, memasak, membereskan rumah, dan semua
pekerjaan rumah yang berat.
Sedangkan Bawang Merah selalu
dibiarkan ibunya untuk bermalas-malasan tanpa ada tanggung jawab di rumah.
Segala kebutuhan Ibu Tiri dan Bawang Merah dipersiapkan oleh Bawang Putih.
Meskipun mendapat perlakuan yang
tidak adil dari sang Ibu, Bawang Putih tidak pernah sedikitpun mengeluhkan
nasib dan perlakuan Ibu Tiri dan Saudaranya tersebut. Ia selalu mengerjakan
tugas-tugas yang diberikan dengan senang hati.
Suatu hari, Bawang Putih sedang
mengerjakan perintah Ibu Tirinya, untuk mencuci pakaian di sungai. Tanpa ia
sengaja, Bawang Putih membuat sehelai kain milik Ibu Tiri nya hanyut di sungai.
Bawang putih sangat sedih, pasti
Ibunya sangat marah jika mengetahui hal tersebut, ia kemungkinan akan di usir
oleh Ibu tirinya. Karena takut Bawang Putih berjalan menyusuri sepanjang
sungai, untuk mencari kain tersebut.
Ia menanyakan kepada orang-orang
yang berada di sekitar sungai, apakah melihat kain yang hanyut tersebut. Namun
sayang, tidak seorangpun melihat kain tersebut. Ia terus menyusuri sungai
tersebut, hingga Bawang Putih sampai di bagian sungai yang mengalir ke dalam
gua.
Bawang Putih sangat terkejut, ia
melihat seorang nenek tua di dalam gua tersebut. Bawang Putih kemudian
menanyakan tentang keberadaan kain yang hanyut, kepada nenek tua tersebut.
Nenek itu ternyata mengetahui
keberadaan kain tersebut. Ia akan membantu Bawang Putih, namun dengan syarat,
Bawang Putih harus membantu pekerjaan sang Nenek tua.
Bawang Putih yang sudah terbiasa
mengerjakan pekerjaan berat, kemudian melakukan apa yang di perintahkan nenek
tua tersebut dengan senang hati. Nenek itu sangat puas dengan hasil kerja
Bawang Putih.
Ketika Bawang Putih mau pamit untuk
pulang, sang Nenek mengembalikan kain yang hanyut tersebut, dan mnawarkan dua
buah labu, yang berbeda ukuran.
Bawang putih disuruh memilih kedua
labu tersebut, karena Bawang Putih tidak serakah, ia kemudian memilih labu yang
berukuran yang kecil.
Ketika sampai di rumah, Bawang Putih
dimarahi oleh sang Ibu Tiri, dan Saudara Tirinya tersebut. Ia kemudian
menceritakan yang terjadi, dan memberikan labu tersebut, akan tetapi tetap saja
Ibu Tirinya marah.
Labu itu kemudian dibanting ke
tanah, kemudian pecah dan mengeluarkan perhiasan emas, intan, dan
permata.
Mereka kemudian terkejut, akan
tetapi Bawang Putih tetap dimarahi. Ibu tirinya berkata “mengapa membawa labu
yang kecil, jika labu tersebut berukuran besar, emas yang didapat tentu lebih
besar juga”.
Karna rasa tamak, Bawang Merah
kemudian mengikuti apa yang dilakukan Bawang Putih. Ia sengaja menjatuhkan
pakaian Ibunya tersebut ke sungai, dan akirnya bertemu dengan sang nenek tua.
Namun dengan rasa sombong yang
dimiliki Bawang merah, ia menolak permintaan nenek tua itu, dan malah meminta
nenek itu untuk memberikan labu yang berukuran besar.
Bawang Merah kemudian pulang dengan
labu yang berukuran besar tersebut. Dengan riang hati ia membayangkan perhiasan
di dalam labu yang berukuran besar. Sesampainya di rumah, Ibunya sudah
menyambutnya dengan riang gembira.
Mereka berdua kemudian memecahkan
labu besar itu, akan tetapi isi dari labu tersebut adalah ular sendok dan hewan
bebisa lainnya. Mereka berdua kemudian berlari ketakutan dan menyadari
perbuatan buruk mereka selama ini terhadap Bawang Putih.
Bawang Merah dan Ibu tiri kemudian
meminta maaf kepada Bawang Putih, atas perilaku mereka selama ini kepada Bawang
putih. Dengan senang hati, Bawang putih kemudian memaafkan mereka.
Cerita rakyat Nusantara Bawang merah Bawang Putih memiliki sebuah pesan moral, bahwa orang jahat dan serakah akan mendapatkan ganjaran yang setimpal.
Begitu juga dengan orang yang baik, akan mendapatkan balasan yang baik juga.
0 Komentar