Pulau Bali tidak hanya terkenal dengan objek wisatanya yang ramai kunjungi wisatawan lokal maupun luar. Bali juga memiliki cerita rakyat yang berkaitan dengan satu daerah tertentu dan sudah tersebar dari mulut ke mulut sejak dulu.
Salah satu kisah legenda dari Pulau Dewata ini adalah asal mula Buleleng dan Singaraja, yang merupakan nama sebuah daerah di Bali. Berikut kisahnya.
Asal Mula Buleleng dan Singaraja
Alkisah seorang Raja di Bali, Raja Sri Bagening memimpin didampingi permaisurinya, Ni Luh Pasek. Mereka memiliki seorang anak yang bernama I Gede Pasekan.
Saat memasuki usia anak-anak, I Gede Pasekan dititipkan pada Ki Jelantik Bogol sampai ia beranjak dewasa.
I Gede Pasekan tumbuh menjadi pemuda yang dekat dengan rakyatnya. Hampir setiap hari ia pergi ke berbagai tempat untuk berinteraksi dengan rakyat.
Suatu hari, ketika I Gede Pasekan genap berusia 20 tahun, Raja Sri Bagening memberikan perintah padanya untuk pergi ke Desa Panji. Alasannya karena Desa Panji adalah tempat kelahiran ibundanya.
Raja Sri Bagening membawakan dua buah pusaka pada anaknya, yaitu keris Ki Baru Semang dan tombak Ki Tunjung Tutur.
I Gede Pasekan pun berangkat sendirian ke Desa Panji. Ia berjalan berhari-hari, sampai suatu hari ia beristirahat di bawah pohon.
Ternyata, saat ia tidur, sesosok raksasa sudah mengawasinya dan membawanya. I Gede Pasekan pun bangun dalam keadaan terkejut karena ia berada di pundak raksasa.
Namun, I Gede Pasekan tidak takut dan bertanya siapa raksasa itu. Namun, raksasa itu diam dan terus berjalan.
Rupanya, I Gede Pasekan dibawa raksasa ke puncak bukit. Di sana, terlihat gunung di sebelah selatan dan laut di sebelah utara.
Sang raksasa mengatakan pada I Gede Pasekan bahwa wilayah dari utara hingga selatan itu kelak akan menjadi wilayah kekuasaan I Gede Pasekan.
Setelah menurunkan I Gede Pasekan, raksasa itu pergi dan menghilang.
Kemudian, I Gede Pasekan melanjutkan perjalanannya ke Desa Panji.
Saat sampai, I Gede Pasekan berjalan-jalan ke pantai dan melihat sebuah kapal yang kandas di antara batu karang.
Kemudian, ada seseorang yang meminta tolong pada I Gede Pasekan. Rupanya, ia adalah nakhoda kapal yang kandas itu.
Sang nakhoda memohon pertolongan untuk membebaskan kapalnya, karena seluruh penumpang masih terjebak di dalam kapal.
Ia bercerita bahwa ia sudah meminta bantuan namun tidak ada yang bisa menolongnya. Nakhoda menawarkan imbalan jika I Gede Pasekan bisa membantunya, maka separuh harta di kapal akan diberikan padanya.
I Gede Pasekan menyanggupi untuk membantunya. Ia duduk bersila sambil menatap ke arah kapal yang kandas.
Tak lama, angin kencang berembus dan membawa ombak bergulung ke arah kapal. Akhirnya kapal itu terbebas dari batu karang.
Nakhoda pun menepati janji dan memberikan separuh hartanya untuk I Gede Pasekan.
Sejak itu, I Gede Pasekan menjadi orang yang kaya raya dan bergelar I Gusti Panji Sakti.
Lama-kelamaan, wilayah kekuasaan I Gede Pasekan semakin luas. Ia akhirnya membangun istana di tengah hutan yang banyak ditumbuhi pohon buleleng.
Akhirnya, wilayah itu diberi nama Kerajaan Buleleng dan istana yang dibangun I Gede Pasekan diberi nama Singaraja.
Singaraja memiliki makna raja perkasa layaknya singa.
Pesan Moral
1. Tidak boleh bersikap sombong kepada orang yang dirasa kurang mampu. Tetaplah berteman dengan siapa saja tanpa pandang bulu.
2. Patuh terhadap orang tua atau yang lebih tua di sekitar kita.
3. Rela menolong sesama tanpa pamrih.
Itulah kisah asal mula Buleleng dan Singaraja, cerita rakyat yang berasal dari Bali. Semoga kebaikan dan tingkah laku I Gede Pasekan dapat ditiru oleh anak-anak Indonesia.
0 Komentar