Nias adalah sebuah pulau dan kepulauan yang terletak di sebelah barat Pulau Sumatera, Indonesia. di tanggal 26 Desember 2004, pulau kecil ini diterjang gempa bumi yang berasal dari Samudra Hindia, hingga menimbulkan tsunami setinggi 10 meter di daerah Sirombu dan Mandrehe.
Pulau Nias juga dikenal dengan destinasi wisatanya yang tidak kalah indah dengan pulau-pulau lainnya yang ada di Indonesia, bahkan ombaknya yang tinggi sering digunakan para pecinta olahraga selancar melakukan surfing.
Ada tiga titik pantai di Pulau ini yang menghasilkan ombak yang bagus, pastikan kamu menjadikannya sebagai salah satu tempat wisata yang wajib kamu kunjungi. Selain dikenal akan objek wisatanya yang indah, Pulau ini juga memiliki beberapa legenda yang masih dipercaya oleh warga setempat kebenarannya.
Salah satu cerita rakyat yang masih ada dan diceritakan ke generasi muda sekarang ini adalah Asal Usul Sungai Oyo dam Sungai Susua atau yang dalam bahasa Niasnya Oyo Ba Susua. Berikut kisah dari Oyo Ba Susua.
Asal Usul Sungai Oyo dam Sungai Susua
Alkisah, ada dua mata air bersaudara yang berada di pertengahan Pulau Nias. Mereka hidup berdampingan namun dan satu sama lain saling menghibur dengan keluh kesah mereka yang masih berada di tengah pulau besar ini.
Suatu ketika, Oyo mengusulkan kepada saudaranya agar mereka keluar dari tengah pulau ini dan langsung bermuara ke laut lepas. Dengan senang hati, Susua menerima usul tersebut. Mereka kemudian bersepakat bahwa besok pagi tepatnya pada saat ayam jago berkoko, mereka akan mulai berangkat dan langsung mengarahkan tujuannya ke laut.
Selain perjanjian untuk berangkat secara bersama, mereka juga membuat kesepakatan yang berupa kutukan jika salah satu diantara mereka ingkar janji. Mereka bersepakat bahwa jika salah satu diantara mereka ingkar janji, ia tidak akan sampai ke laut melainkan melalang buana kemana-mana.
Dalam istrahat mereka pada malam harinya, Oyo kemudian berpikir-pikir bahwa selama ini ia-lah yang terlemah diantara mereka. Ia kemudian merencanakan perjalanan lebih awal. Ia berencana untuk mencoba menelusuri kaki gunung, karena itu mudah dilalui.
Benar saja, ia kemudian lupa akan perjanjian mereka. Di tengah malam yang gelap dan tanpa sepengetahuan Susua, ia berangkat diam-diam. Ia menyusuri daerah barat menuju ke utara Pulau Nias dan mengintari kaki pegunungan dengan terus berputar-putar.
Pagi hari saat ayam berkokok, Susua menyadari adanya yang kurang beres karena tidak adanya tanda-tanda saudaranya Oyo. Ia kemudian berteriak memanggil dan mengajak berangkat. Karena tidak adanya sahutan, ia kemudian menyadari bahwa saudaranya Oyo berkhianat dan telah berangkat duluan.
Dengan sedikit bernada marah, ia kemudian mengarahkan diri dan berjalan lurus ke arah selatan. Benar saja, Susua dengan kekuatan penuh membelah bukit dan lembah hingga sampai ke laut dengan tepat waktu.
Oyo yang sejak awal berangkat, menjadi sungguh sangat malang. Ia dengan rasa lemahnya sungguh mengalami apa yang menjadi kesepakatan yang bernada kutukan tersebut. Benar saja, ia terus mengitari daerah barat pulau Nias dan tidak persis sampai ke laut.
Pesan Moral
Mau dengan siapapun itu, jika kita telah membuat sebuah janji baiknya dijalankan sesuai kesepakatan. Karena belum tentu apa yang kamu pikirkan tentang teman atau saudaramu itu merupakan hal buruk. Dan tetap ingat, Janji adalah sebuah utang.
0 Komentar