kisah ini mencerita kan asal usul selat Bali, apa kalian tau Kota Bali? Iya, Kota Bali adalah tempat wisata mancanegara yang banyak wisatawan dari luar negeri belibur kesana.
Suatu hari di Bali, hiduplah seorang brahmana yang kuat
bernama Sidi Mantra. Sanghyang Widya atau Batara Guru menghadiahkan brahmana
harta dan seorang istri yang cantik. Setelah beberapa tahun menikah, brahmana
dan istrinya memiliki anak lelaki bernama Manik Angkeran.
Manik Angkeran tumbuh menjadi pemuda yang tampan dan pandai.
Namun, pemuda itu suka berjudi. Dia sering kalah saat berjudi, dan dipaksa
untuk menempatkan barang-barang orang tuanya sebagai taruhan. Pria muda itu
juga tidak malu mengambil pinjaman. Karena tidak mampu membayar hutang dari
kebiasaan berjudi, Manik Angkeran meminta bantuan ayahnya. Sidi Mantra berpuasa
dan berdoa memohon bantuan para dewa. Tiba-tiba, dia mendengar suara,
"Sidi Mantra, ada harta yang dijaga oleh naga bernama Naga Besukih di
kawah Gunung Agung. Pergi ke sana dan minta naga tersebut untuk memberikan
sebagian dari harta karunnya."
Sidi Mantra pergi ke Gunung Agung dan mengatasi semua
hambatan selama perjalanannya. Sesampainya di tepi kawah Gunung Agung, dia
duduk bersila. Saat dia membunyikan bel, dia membaca mantra dan memanggil nama
Naga Besukih. Tidak lama setelah itu, naga itu keluar. Setelah mendengar
kunjungan Sidi Mantra ke kawah, Naga Besukih menggeliat, dan dari sisik-sisiknya
keluar emas dan berlian. Setelah mengucapkan terima kasih, Sidi Mantra mohon
diri.
Setelah kembali ke rumah, Sidi Mantra memberikan harta yang
dia dapatkan dari naga tersebut ke Manik Angkeran, berharap dia tidak akan
berjudi lagi. Namun, Manik Angkeran tiba-tiba menghabiskan semua harta yang
diberikan Sidi Mantra kepadanya. Tidak lama setelah itu, Manik Angkeran kembali
meminta bantuan ayahnya. Namun, Sidi Mantra kecewa dan menolak permintaan
putranya.
Manik Angkeran tidak tinggal diam. Dia menemukan dari mana
ayahnya mendapatkan harta itu. Tidak lama kemudian, Manik Angkeran tahu bahwa
harta itu diperoleh dari Gunung Agung. Manik Angkeran tahu bahwa untuk sampai
ke sana, dia harus membaca mantra. Namun, dia tidak pernah belajar tentang doa
dan mantra. Karena itu, ia hanya membawa bel yang dicuri dari ayahnya ketika
Sidi Mantra sedang tidur.
Setelah tiba di kawah Gunung Agung, Manik Angkeran
membunyikan bel. Dia menjadi sangat ketakutan ketika dia melihat Naga Besukih.
Setelah mendengar niat Manik Angkeran mengunjungi naga, Naga Besukih berkata,
"Aku akan memberimu harta yang kamu minta, tetapi kamu harus berjanji
untuk mengubah perilakumu. Jangan bertaruh lagi. Ingat hukum karma."
Manik Angkeran kagum melihat emas, berlian, dan permata di
depannya. Niat jahat kemudian mengalahkan hatinya. Ingin mendapatkan lebih
banyak harta, Manik Angkeran menebas ekor Naga Besukih ketika naga itu
membalikkan tubuhnya untuk kembali ke sarangnya. Manik Angkeran segera
melarikan diri dari tempat itu dengan ketakutan. Namun, Manik Angkeran tidak
tahu bahwa naga itu adalah makhluk yang sangat kuat. Ketika sang naga menjilat
kaki Manik Angkeran di tanah, Manik Angkeran terbakar menjadi abu.
Melihat kematian putranya, Sidi Mantra menjadi sangat sedih.
Dia segera mencari Naga Besukih dan memohon putranya untuk hidup kembali. Naga
Besukih mengabulkan permintaan Sidi Mantra, dengan syarat Sidi Mantra
mengembalikan ekor naga kembali normal. Kemudian, dengan menggunakan
kekuatannya, Sidi Mantra menyembuhkan ekor naga dengan normal. Setelah Manik
Angkeran dihidupkan kembali oleh naga, Manik meminta maaf dan berjanji untuk
tidak mengulangi tindakannya lagi. Sidi Mantra tahu bahwa putranya telah
bertobat, tetapi dia memutuskan bahwa dia tidak bisa hidup bersama dengan Manik
Angkeran lagi.
"Kamu harus memulai hidup baru," kata Sidi Mantra.
Dalam sekejap mata dia menghilang. Di tempat dia berdiri muncul sumber air yang
tumbuh semakin besar seperti laut. Dengan kekuatan gaib, Sidi Mantra membuat
garis yang memisahkannya dengan putranya. Kisah ini adalah dasar untuk
asal-usul Selat Bali, yang memisahkan pulau Bali dari Jawa.
0 Komentar